Vol. 13 No. 1 (2025): Lokalitas dan Universalitas

Lokalitas dan Universalitas

 

Konseptual Karya Seni memiliki beragam persepsi dan wacana dalam konteks kontemporer yang di dalam tulisan ini memusat pada isu lokalitas dan universalitas yang mengacu pada relasionalitas, kolaborasi maupun kontestasi. Lokalitas dalam konteks ini dimaknai pada pemahaman realitas lokal dan muatan tradisi. Universalitas dimaknai pada keterbukaan ruang pemahaman tanpa dibatasi pada perbedaan seperti ras, etnis, usia, wilayah, bahasa dan lain-lain. Topik edisi kali ini berusaha menemukan sekaligus membangun jembatan penyeimbang dan perajut di antara lokal dan universal menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan.

Sembilan artikel yang kami suguhkan terkait topik lokalitas dan universalitas, dimulai dari: 1) meredupnya nilai-nilai tradisi di tengah masyarakat saat ini dalam Branding Community Paguyuban Perajin Wayang Purwa Dusun Gendeng Bangunjiwo Yogyakarta sebagai Penguatan Kawasan Mandiri Budaya, mulai dihidupkan kembali melalui upaya rebranding salah satu sentra kerajinan tertua di wilayah tersebut. Para perajin yang sempat berjaya pada masa sebelum era reformasi dalam perkembangannya berhadapan dengan menurunnya popularitas sehingga upaya ini diharapkan tidak saja mengembalikan kejayaan masa lalu, melainkan juga menerapkan beragam program yang mendukung penguatan branding yang akan meningkatkan kualitas produk, SDM, termasuk menembus pasar mancanegara, 2) tulisan selanjutnya mengusung potensi dalam konteks evaluasi pembelajaran seni rupa melalui konsep permainan yang edukatif; Inovasi Evaluasi Pembelajaran Elemen Seni Rupa Berbasis Crossword sangat menarik untuk ditelaah hasil penelitiannya. Selama ini metode pembelajaran seni berjalan dengan standar baku seperti tes tertulis yang kurang fokus pada aspek kreativitas, memperkaya pengalaman belajar dan imajinasi para siswa. Dengan menggunakan crossword; aktivitas pemecahan teka-teki kata dimana di dalamnya ada penggabungan konsep, istilah dan teknik yang relevan dengan mata pelajaran, akan menumbuhkan aspek positif para siswa dalam memandang seni rupa dengan cara berpikir yang kritis dan kreatif, 3) pandangan dominan masyarakat terhadap karya seni melalui aspek material sekaligus mengabaikan aspek emosional, spritual dan humanistik menjadi titik berangkat artikel Keindahan dalam Seni sebagai Komoditas: Dampaknya terhadap Kebudayaan, Moral dan Peradaban Manusia. Kapitalisme mencengkeram seni di era modern ini menjadi sebuah industri budaya, bagian dari alat produksi dan mematikan potensi kritis seni terhadap struktur sosial. Analisis ini mengupas pula dampaknya terhadap beragam aspek yang berelasi dengan kehidupan manusia,  4) topik lain yang satu arus dengan tema besar jurnal edisi ini menyoroti bagaimana di era digital saat ini, kreativitas merupakan aspek yang sangat diperlukan untuk mengembangkan sebuah karya seni; Kreativitas IndonesiaKaya dalam Merealisasi Cerita Rakyat pada Video Musikal dengan Kemasan Modern. Cerita rakyat berbasis nilai-nilai lokal kiranya menjadi modal penting bagi pelaku seni untuk berpartisipasi dalam mendorong eksistensi seni tradisi di tengah derasnya budaya luar. Karya seni yang dianalisa adalah drama musikal Roro Jonggrang; sebuah kisah legenda populer dari Jawa Tengah. Berbeda dengan kisah aslinya, tokoh Roro Jonggrang diperankan oleh karakter anak muda masa kini yang berprofesi sebagai youtuber khusus make-up content creator, 5) Elemen Lokal dan Universalitas Interior Arsitektur Rumah Tapak Jabatan Menteri Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara menganalisa berjalannya integrasi antara nilai lokal dan universal dalam desain interior arsitektur di IKN di kawasan Kalimantan Timur. IKN sendiri merepresentasikan ibu kota Indonesia yang menggabungkan elemen modern berteknologi masa depan dengan nilai budaya lokal nusantara. Artikel ini memaparkan bagaimana sinergi berlangsung harmonis antara elemen lokal dan elemen universal dalam tata rancang yang seksama. Identitas yang tercermin dalam desain interior arsitek ini akan memperkuat IKN yang inklusif dan menuju masa depan. 6) Penerapan Inverse Kinematic pada Rigging Karakter Pandawa ARts Tersaji dalam Pose Augmented Reality memilih karakter wayang Indonesia sebagai bukan saja bentuk hiburan tetapi juga meluaskan nilai-nilai moralitas, mitologi dan kesejarahan tradisi. Tumbuh pesatnya teknologi mengisi ruang dalam karakter wayang yang lebih modern. Tulisan ini mengeksplorasi bagaimana mainan mampu memberi pengaruh sekaligus membentuk bidang permodelan 3D menjadi Augmented Reality dimana para seniman mengambil inspirasi dari wayang untuk menciptakan karakter dengan fitur gerak mekanis pada setiap sendi untuk berpose atau saat melakukan sebuah peran. Dengan inilah budaya Indonesia dibawa ke dunia digital, 7) eksplorasi kali ini membawa pembaca ke dalam dunia yang mungkin dekat dengan kehidupan sehari-hari namun terabaikan, yakni pemanfaatan sampah lingkungan ke dalam karya seni keramik dalam artikel Pengembangan Kaca sebagai Bahan Dekorasi pada Keramik Stoneware. Seni keramik tidak asing di tengah masyarakat, bahkan menjadi bagian dari karya kriya yang memuat lokalitas yang kuat, termasuk berkembang dinamis dengan isu-isu yang sifatnya universal yaitu sampah lingkungan, khususnya kaca. Eksperimen yang dilakukan oleh penulis mengetengahkan karya seni yang nyaris luput digunakan oleh sebagian besar seniman keramik yakni elemen sampah kaca yang diolah, dieksplorasi dan menemukan keindahan yang tampil unik. 8) Politik dan Kemanusiaan dalam Poster Aksi Karya Alit Ambara mengupas simbol-simbol visual dalam membaca karya poster yang dipamerkan dalam pameran seni “Tabon”. Isu-isu politik dan kemanusiaan pada karya Alit Ambara menjadi korelasi yang erat, juga sebagai media propaganda yang berdampak provokatif pada masyarakat penikmat seni dan mengandung unsur edukatif yang menjelaskan bagaimana karya seni sesungguhnya mencakup realitas sosial yang dalam, 9) artikel selanjutnya menganalisa budaya lokal Indonesia dalam iklan yaitu Representasi Budaya Indonesia pada Iklan Animasi, Studi Kasus Iklan: Sasa Anime Series X Harousel-Sasa Hadirkan Rasa untuk Indonesia. Anime Jepang telah menjadi bagian penting dalam budaya populer Indonesia, utamanya bagi generasi muda yang memberi pengaruh kuat dalam iklan animasi sebagai tren di Indonesia. Kolaborasi antara anime dan budaya lokal menciptakan budaya hibrid yang menciptakan sebuah identitas budaya di tengah budaya global sekaligus menjadi jembatan antara budaya lokal Indonesia dan dunia. Terima kasih.

Selamat membaca.

 

 

 

 

 

 

 

 

Published: 2025-01-31