Vol. 9 No. 2 (2021): Seni, Pandemi dan Kreativitas
EDITORIAL
“Seniman lebih melihat apa yang ia lukis, ketimbang melukis yang ia lihat,”, demikian Sejarawan Seni E.H. Gombrich (1909-2001) pernah menuliskan. Pandangan ini memiliki makna bahwa sesungguhnya ketika seorang seniman berkarya, bukan lagi menekankan pada konsep mimesis melainkan representasi. Representasi dalam konteks ini merujuk pada pemahaman bahwa seniman memiliki pola-pola dan tema tertentu sejalan dengan konvensi zamannya. Dalam konteks perubahan sosial yang terjadi sebagai dampak dari Pandemi Covid 19 di era 2020-an ini, terdapat fenomena menarik dalam perkembangan seni rupa. Perkembangan tersebut bukan hanya terdapat pada ide/gagasan/konsep berkarya, namun juga pemilihan tema dan medium yang digunakan seniman dalam berkarya.
Menghadapi Pandemi Covid 19, Jurnal Seni Rupa Warna (JSRW) pada volume 9 No. 2, 2021, kali ini sengaja mengangkat tema Pandemi, Seni dan Kreativitas, sebagai upaya merespon perubahan sosial yang tengah terjadi dengan spirit representasi yang dituliskan E.H Gombrich. Kita melihat bagaimana Pandemi Covid 19 telah mengubah semua tatanan kehidupan secara drastis, baik dalam hal pola pikir, perilaku, tindakan dan cara kerja , tak terkecuali didalamnya bidang seni rupa. Sejak Pandemi diumumkan secara resmi oleh Pemerintah pada April 2019, sebagai bencana kemanusiaan yang bersifat global, maka terjadi perubahan dalam aktivitas dan aktivisme seni di Indonesia.
Beberapa perubahan tersebut tak dapat dipisahkan dari peran ekosistem seni, baik lembaga kebudayaan (Museum dan Galeri Seni), Institusi Pendidikan, seniman individu/komunitas seni, Media, Kolektor, masyarakat dan pihak terkait lainnya. Beberapa artikel pada Jurnal ini mencoba merespon fenomena tersebut melalui kajian beberapa peristiwa seni rupa baik berupa pameran, penciptaan karya seni, rancangan desain dan monument.
Misalnya melalui artikel, Dampak Pandemi Covid-19 Mengubah Konsep Tata Letak Furnitur Desain Interior Ruang Belajar di Perguruan Tinggi dan Masker Sebagai Budaya Baru Trend Fashion di Indonesia, hasil kajian menunjukkan terdapat perubahan signifikan dalam konsep rancangan desain interior khususnya di masa Pandemi. Pada artikel lain yaitu Strategi Museum Seni di masa Pandemi Covid 19: Kajian Pameran Imersif Affandi, terlihat jelas bagaimana kebijakan lembaga kebudayaan negara yaitu Galeri Nasional Indonesia menyikapi Pandemi Covid 19 melalui kebijakan pameran berbasis digital art khususnya karya Video Mapping sehingga mudah diakses publik. Sementara melalui kajian Imajinasi Pandemi: Bayang-bayang Visual pada Tiga Karya Perupa Kalimantan menunjukkan hasil penelitian para perupa Kalimantan dalam merespons kondisi sosial yang tengah terjadi, baik secara langsung membuat karya bertema pandemi, maupun tidak langsung dengan tetap produktif berkarya dalam suasana pandemi. Upaya kreatif mereka dengan demikian berkontribusi terhadap bentuk respons kreatif di masa Pandemi dan tampilan yang menguatkan identitas seni rupa Indonesia mutakhir.
Sementara melalui Kajian Psikobiografi Seniman Dan Aspek Dekonstruksi Dalam Karya Rupa: Telaah Atas Karya Dan Kehidupan Christine Ay Tjoe, Angki Purbandono, Dan Ugo Untoro, peneliti mencoba melakukan kajian melalui pendekatan dekonstruksi yang dilakukan terhadap dua aspek yaitu aspek internalisasi (dekonstruksi diri) dan eksternalitas (dekonstruksi karya rupa). Sementara artikel Tugu Talas Bogor: WC Umum Rahasia di Jalan Merdeka, mengangkat fenomena karya seni rupa ruang publik, dimana hasil kajian memiliki pemikiran kritis yang dapat dijadikan bahan referensi sekaligus evaluasi kebijakan pemerintah daerah terkait.
Spirit Representasi dalam konteks pemilihan artikel berbasis kajian seni rupa pada JSRW edisi kali ini, dapat dimaknai bagaimana peristiwa seni rupa mewakili spirit zamannya. Beberapa karya seniman dan peristiwa seni rupa sebagai bahan kajian, bukan sekedar menampilkan ‘apa yang dilihat pada situasi dan kondisi Pandemi Covid 19”, namun bagaimana merasakan, memaknai, merenungkan lalu menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan dari “sisi lain” yaitu berbagai upaya-upaya kreatif dan inovatif yang dapat meningkatkan harkat kehidupan berbasis kreativitas dan nilai-nilai kesenian.
Edisi JSRW kali ini juga bertepatan dengan Ulang Tahun IKJ ke 51, yang jatuh pada bulan Juni 2021. Sebagai Perguruan Tinggi Seni dengan spirit interdisiplin yang lahir pada era 1970-an, eksistensi IKJ saat ini juga tak lepas dari berbagai tantangan dalam berbagai bidang. Berbagai karya seni dan kajian yang terus tercipta dan berkesinambungan, baik dari alumni, dosen dan mahasiswa merupakan bentuk “kebertahanan” IKJ ditengah era Pandemi Covid 19 abad ini.