Potensi Kriya di Kabupaten Sumba Barat Daya

Authors

  • Lusiana Limono Forum Kriya Kontemporer Indonesia (FKKI)

DOI:

https://doi.org/10.36806/.v7i1.106

Keywords:

kolaborasi, pasola, seniman mengajar, Sumba Barat Daya, tenun, colaboration, weaving

Abstract

Abstrak: Sumba Barat Daya memiliki potensi budaya yang sangat mumpuni. Mulai dari hasil kriya berupa tenun Hinggi dan Lau, perhiasan manik dan logam, juga ritual adat Pasola. Sayangnya, hal itu masih kalah pamor dengan potensi di wilayah Sumba Timur. Salah satu keunikan karya tenun Sumba Barat Daya ialah nuansa yang statis dan warnanya yang terbatas. Upaya pariwisata yang semakin ramai tentunya membangkitkan roda perekonomian masyarakat. Namun, komoditas tenun dan kerajinan Sumba Timur yang mumpuni mengakibatkan roda perkenomian yang lebih baik dibandingkan Sumba Barat. Meskipun upacara Pasola sering digelar di Sumba Barat Daya dan banyak turis datang, hasil kriya dan tenunnya kurang berkembang dan diminati pasar. Program “Seniman Mengajar” selain untuk mendukung kegiatan tahunan, diharapkan hal itu mampu mengembangkan produk kriya agar tidak timpang dengan wilayah lainnya. Selain itu, kolaborasi berkesenian dilakukan lebih intensif, bersama seniman tari dan komunitas yang ada di sekitar Rumah Budaya Sumba melalui garapan tari, penataan kostum dan rias.

Abstract: Southwest Sumba has a highly qualified cultural potential. Starting from the results of handicrafts in the form of Hinggi and Lau weaving, bead and metal jewelry, as well as Pasola traditional rituals. Unfortunately, it is still less prestigious than the potential in the East Sumba region. One of the unique works of Southwest Sumba is the static nuance and limited color. Increasingly crowded tourism efforts certainly raise the wheels of the people's economy. However, weaving and handicraft commodities in East Sumba are capable of producing better economic wheels than West Sumba. Although the Pasola ceremony is often held in Southwest Sumba and many tourists come, the handicrafts and weaving are underdeveloped and in demand by the market. In addition to supporting annual activities, the "Seniman Mengajar” program is expected to be able to develop craft products so that they are not lame with other regions. In addition, artistic collaboration is carried out more intensively, with dance artists and communities around the Sumba Cultural House through dance, costume and makeup arrangements.

 

Published

2021-07-10

How to Cite

Limono, L. . (2021). Potensi Kriya di Kabupaten Sumba Barat Daya. JSRW (Jurnal Senirupa Warna), 7(1), 47–59. https://doi.org/10.36806/.v7i1.106