Vol. 7 No. 2 (2019): Makna Ruang untuk Masyaarakat Urban

					View Vol. 7 No. 2 (2019): Makna Ruang untuk Masyaarakat Urban

EDITORIAL

Jurnal Seni Rupa Warna edisi kali ini mengangkat tema "Ruang" dalam konteks perkotaan. Kota        besar berkembang mengikuti dinamika budaya dan pemikiran masyarakat. Ruang-ruang di kota diciptakan,  atau digeser fungsinya. Ada  yang bertahan, ada juga yang bergeser atau bertambah.  Banyak  aspek yang menentukan pembentukan atau penghilangan ruang-ruang tersebut. Saat ini, misalnya, kawasan Cikini, Jakarta dan sekitarnya sedang   mengalami perombakan jalan dengan   dibangunnya  trotoar   yang lebih besar dari sebelumnya. Kondisi tersebut tentunya didasari  oleh        suatu persepsi tertentu dari pemerintah daerah   tentang  kelayakan ruang kota. Kita juga mencatat bagaimana perlakuan masyarakat yang "tidak sesuai"   terhadap ruang-ruang di stasiun dan fasilitas   didalam gerbong MRT saat mereka  baru saja  berhadapan dengan ruang baru tersebut. Di sisi lain,         masyarakat pengguna fasilitas perlu mengubah perilaku atas perubahan tersebut. Penyesuaian         tersebut akan membutuhan waktu. Selama fungsi kendali berjalan longgar, pada akhirnya, masyarakat jugalah   yang akan memaknai  secara bebas ruang-ruang  yang  sudahdisediakan. Apapun  itu,dinamika  interaksi masyarakat  dengan   ruang kota merupakan ajang  tawar-menawar pemaknaan yang terus terjadi. Aspek Seni dan Desain, sedikit banyaknya akan turut mengarahkan pemaknaan publik atas ruang-ruang tersebut.               

Tulisan dari  Adityayoga  dan Indah Tjahyawulan Penyajian Koleksi Museum Sejarah dan Budaya  Kota Malang, Studi Kasus: Museum Brawijaya, Museum Purwa  dan Museum Panji, membahas tentang museum-museum di kota Malang,  kota yang memiliki banyak museum. Tulisan tersebut membahas 3 museum dengan pertanyaan yang mengaitkan tujuan museum, narasi, kondisi tata  pamer,dan aspek representasi. Juga tentang museum, Pemaknaan Tata Ruang Interior Museum Kebangkitan Nasional Jakarta,  tulisan Ika Yuni Purnama membahas tentang  bagaimana historiografi diwujudkan ke dalam museum Kebangkitan Nasional di  Jakarta. Dari ruang tertutup seperti museum itu, kita dibawa ke            ruang yang merupakan perlintasan lebih banyak lagi manusia. Tulisan Moelyono Rahardjo Perkembangan     Signage  Statis Permanen di Halte Transjakarta: Halte Transfer  Grogol 1 - Grogol 2.  Moelyono fokus pada aspek signage  yang berperanan dalam mengatur lalu lalangnya manusia di halte dan dia menemukan ketidaksesuaian konsep dasar signage  dengan fakta di lapangan. Ardianti  Permata Ayu dan Lily Wijayanti  membahas  perkembangan ruang  dikota yang sangat  mutakhir yaitu       keberadaan ruang-ruang co-working,  yang mulai menggantikan kantor mapan. Dinamika                pembentukan ruang-ruang tersebut merupakan hasil dari suatu perjalanan panjang sejak kota-kota mulai didirikan di masa kolonial oleh  Belanda. Satu kawasan lama di Jakarta yaitu Cikini dan         Gondangdia, bagian dari   Menteng, berawal dari pembangunan perumahan elite Belanda  di             Batavia.  Sebelumnya di dekat sana pernah tinggal seorang  seniman besar  Indonesia yang turut  mengembangkan kawasan, menciptakan rumah dengan taman yang besar, dengan kebun                binatang. Pernah menjadi  kebun binatang pemerintah daerah,  sekarang menjadi Taman Ismail Marzuki  dan Rumah Sakit PGI. Sudut pandang ini dibahas  oleh Sonya Sondakh dan Iwan Gunawan yang  meneliti tentang kawasan CIKAGO (Cikini-Kalipasir-Gondangdia) dalam tulisan Gentrifikasi dan Kota: Kasus Kawasan Cikini-Kalipasir-Gondangdia, sebagai   pungkasan  tulisan-tulisan yang membahas tentang ruang dalam terbitan  kali ini.

 

Published: 2022-07-14