REPRESENTASI BURUNG RUAI DALAM KONTEKS LIMINALITAS TRADISI KALIMANTAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI KRIYA KAYU

Authors

  • Fajar Kurniawan Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Indonesia
  • Insanul Qisti Barriyah Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Indonesia
  • Dwi Susanto Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Indonesia
  • Shafa Selimanorita Program Studi Ilmu Komunikasi Internasional, FISIPOL-UMY, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.36806/.v10i1.142

Keywords:

Burung Ruai, Visualisasi, Liminialitas, Kriya Kayu

Abstract

Burung Ruai dalam konteks liminalitas tradisi Kalimantan sebagai ide penciotaan seni kriya kayu merupakan sebuah ide yang muncul dan bersumber dari fakta-fakta di lapangan kemudian menjadi salah satu faktor yang kuat bagi penulis untuk mengangkat permasalahan dan keindahan burung Ruai pada habitat alaminya sampai kerusakan ekosistem yang berpengaruh juga terhadap makhluk hidup lainnya seperti manusia itu sendiri. Kalimantan merupakan pulau yang termasuk dalam wilayah Indonesia yang dimana pada pulau Kalimantan berbatasan langsung dengan Negara lain seperti Malaysia. Kalimantan mempunyai kondisi tanah yang gambut. Burung ruai dengan nama Latin Argusianus Argus memiliki bulu yang indah dan sangat panjang, keindahan bulu terletak pada warna bulu yang mempunyai bentuk seperti mata oleh karena itu burung Ruai disebut dengan burung seratus mata. Selain dari keindahan bulu burung ruai memiliki keindahan gerak pada saat menarik perhatian lawan jenis, dari keindahan gerak burung ruai membuat masyarakat Dayak mengimplementasikannya kedalam bentuk tari tradisional yang ada di Kalimantan Barat dan juga memiliki nilai filosofis dari masyarakat dayak yaitu sebagai kelincahan nenek moyang dalam menjaga dan melestarikan alam di Kalimantan.  Metode yang digunakan dalam proses penciptaan seni ini dengan menggunakan pendekatan Based Practice Method. Jenis penelitian deskriptif kwalitatif dengan pendekatan metode Based Practice Method yang digunakan sebagai basis proses penciptaan seni ini.  Dalam proses perwujudan karya dengan tema “Visualisasi Burung Ruai Sebagai Ide Penciptaan Seni Kriya Kayu”. Hasil transformasi gagasan burung Ruai merepresentasikan kondisi transendensi antara realitas dan mitos dalam konteks liminalitas dalam seni. Artikel ini bertujuan membahas tentang dasar filosofis Burung Ruai yang ditransformasikan melalui proses penciptaan seni ukir kayu yang lebih kontekstual dalam konstelasi estetika Timur. Berbagai elemen yang ada di dalam lingkungan hidup membuat stimulant dalam memilih burung ruai sebagai objek dalam penciptaan karya seni kriya kayu. Pemilihan subject matter tak sekadar sebagai sumber inspirasi melainkan ada kesadaran liminalitas terhadap akar tradisi yang begitu menghormati symbol Ruai dalam narasi budaya Kalimantan.  Subjectmatter dicermati dan dianalisis melalui pengamatan dan pemahaman dan mengolah data yang divisualisasikan dalam bentuk karya seni kriya kayu

Downloads

Published

2022-01-27

How to Cite

Kurniawan, F., Qisti Barriyah, I. ., Susanto, D. ., & Selimanorita, S. (2022). REPRESENTASI BURUNG RUAI DALAM KONTEKS LIMINALITAS TRADISI KALIMANTAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI KRIYA KAYU. JSRW (Jurnal Senirupa Warna), 10(1), 26–37. https://doi.org/10.36806/.v10i1.142